Senin, 06 Maret 2023

Undangan Ziarah Makam se Desa Juwet

 

Nomor          : 002/ L.22.G.116/III/2023                                                                    Juwet, 7 Maret 2023

Lampiran      : -

Hal                : Pemberitahuan dan Undangan

            Kepada Yth

            Bapak/Ibu/Sdr/i:  ___________________  

                                         Di tempat  

Alhamdulillah atas Rahmat dan Ridlo Allah SWT. yang telah diberikan kepada kita, sehingga kita selalu dalam lindungan-Nya.

Sehubungan dengan akan datangnya bulan suci ramadhan, pengurus Ranting NU Desa Juwet akan mengadakan kegiatan rutin tahunan berupa ziarah makam se Desa Juwet. Untuk itu memohon dengan hormat agar bapak/ibu/sdr/i mengumumkan kepada anggota/jama’ahnya untuk hadir dan mengikuti kegiatan tersebut pada:

Hari                   : Ahad

Tanggal             : 19  Maret 2023

Waktu               : Pukul 09.00 WIB s/d Selesai

Rute/tempat      : Sebagai berikut:

 

No

Tempat

Estimasi Waktu

Imam Tahlil

Penanggun Jawab

Gaet

1

Makam umum Sonopinggir

09.00 – 10.00

K. Samsul

Bpk. Saiful M

Pak. Thoharudin

2

Makam masjid KH.Imam ahmad Mberuk

10.00 – 10.30

Gus Qomaruddin

Bpk. Saiful M

3

Makam umum Grampang

10.30 – 11.00

K. Nur kholis

Bpk. Saiful M

4

Makam masjid Al-Jawahir + Jama

Ah dzuhur

11.00 – 12.30

K. Nadziful Fuad

Bpk. Imam Azhari

Mas. Shohibul Fajri

5

Makam Umum Suruh

12.30 – 13.00

K. Shodiq

Bpk. Imam Azhari

6

Makam masjid Al-Kamil

13.00 – 13.30

H. Hisyam

Bpk. Imam Azhari

7

Makam umum Juwet

13.30 – 14.00

K. Luqman

Bpk. Ali Murtadlo

Bpk. MK. Muwaviq

8

Makam Masjid Gendingan

14.00 – 14.30

H. Mustofa

Bpk. Ali Murtadlo

Ket. Waktu bisa berubah sesuai kondisi

 

Demikian undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kehadiranya kami sampaikan terima kasih.

 

Wassalamualaikum Wr.Wb

Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama’

Desa Juwet





Kamis, 07 Juli 2022

MEMAKNAI IDUL ADHA DARI KACAMATA WANITA

 

MEMAKNAI IDUL ADHA DARI KACAMATA WANITA

Oleh 

Kang Muthok

Pasti kita sudah mengenal sesosok Sayyidah Hajar AS, walaupun mungkin kita hanya mengetahui kisahnya secara lamat-lamat. Beliau bukan hanya wanita, melainkan juga seorang budak, dan berkulit hitam. Sesosok beliau mewakili kelompok etnis sosial  yang rentan mengalami diskriminasi menyedihkan.

Apakah ada ujian yang lebih berat sebagai seorang ibu yang membesarkan anak seorang diri ? di tempat sepi, tengah padang pasir yang tandus lagi. Tangisan bayi yang kehausan membuatnya berlari kesana kemari mencari air sebagai sumber kehidupan. Ini adalah lelakon yang kemudian diabadikan dalam Sa'i, yaitu berlari-lari kecil dari bukit Sofa ke bukit Marwa yang wajib dalam menjalankan ibadah Haji.

Hentakan kaki sang bayi, Ismail AS, yang menangis kehausan kemudian menjadi jalan terbukanya mata air zam-zam yang hingga kini terus mengalir. Sumur air ini berada di tempat yang ayat-ayat Allah nyaris tak pernah terputus dilantunkan. Airnya pun telah diteguk manusia dari segala penjuru dunia melalui jamaah haji. Pasti aku dan kamu juga pernah meneguknya.

Tiba-tiba ketika kehidupan sudah mulai stabil, Suami datang dengan membawa ujian yang tak terkira beratnya bagi Sayyidah Hajar AS. Putera semata wayang yang susah payah beliau asuh seorang diri tiba-tiba diminta untuk diqurbankan. Meski sebelumnya menjalani cinta jarak jauh,  namun Sayyidah Hajar AS tetap merelakan demi Qurban (mendekatkan diri) pada Allah. Kesulitan hidup berdua dengan bayi, ternyata tidak membuatnya menjauh dari Allah bahkan sebaliknya bisa menguatkan.

Mungkin sebagai wanita, dari ras  biasa-biasa bahkan dari kalangan budak, berkulit hitam lagi, membuatnya tidak punya pilihan menolaknya. Namun perjuangan hidupnya yang hingga diabadikan dalam  Sa'i mengisyaratkan keteguhan hatinya untuk  memilih secara bebas untuk tunduk luruh pada perintah Allah Swt.

Rasanya bergetar jika  membayangkan setinggi apa tingkat spiritualitas sesorang yang  jalan hidupnya diabadikan dalam rangkaian ibadah Haji? Ini Bukan ibadah biasa lho gais, ini Haji. Karena  haji adalah ibadah yang istimewa, tidak semua orang bisa menunaikanya bahkan ini adalah Rukun Islam pungkasan. Apalagi beliau Sayyidah Hajar AS berasal dari kelompok sosial biasa-biasa bukan golongan bangsawan, bukan keturuan pejabat pejabat atau anak kyai.

Mari kita refleksikan diri kita masing-masing dari pelajaran dahsyat perayaan Idul Adha. Ada sosok Sayyidah Hajar AS yang kesabarannya tiada habisnya. Ketangguhan mental yang amat kokoh, dan dari sosok Sayyidah Hajar AS ini kita dapat mengambil hikmah bahwa nilai idul adha merupakan puncak pengorbanan cinta dari seorangn ibu yang tulus, sabar dan bersahaja, dan pada perkembangan sejarahnya dari Beliaulah lahir keturunan dan berkembang menjadi peradaban dan bangsa yang besar, serta penutup para Nabi.

 

Kamis, 25 November 2021

Sajak untuk Guruku

 

Sajak untuk guruku

Kertas putih bersih itu terlihat sama

Nampak aduhai namun tak bahagia

Engkau berkata

Isi saja tidak apa-apa

 

Papan hitam pekat itu terlihat indah

Menunggu goresan dari kapur putih

Aku bertanya bagaimana caranya

Kau tersenyum aku pun terpedaya

 

Kotak persegi itu berisi ribuan kata

Menunggu pecinta untuk membacanya

Aku ragu dari mana memulainya

Kau berkata pilih saja yang kau suka

 

Titik titik dan tanda tanya

Terlalu sulit ku pecahkan

Engkau menepuk punggungku

Dan berkata nikmati saja prosesnya

 

Guru ku...

Manusia seperti apa engkau ini sebenarnya

Hati lembut dan sering tertawa

Semua yang engkau berikan terlihat sama

Namun katamu maknanya berbeda

 

Guru ku..

Manusia seperti apa engkau ini sebenarnya

Engkau hadir diwaktu peluh

Membawa yang  kau sebut ilmu

Memberi semuanya dengan utuh

Berbagi kepada mereka dan diriku

 

Guru ku...

Tak banyak yang bisa ku katakan

Namun terlalu banyak yang kau berikan

Dalam doa dan harapan

Jasamu akan selalu ku kenang

Kang Muthok

25 November 2021

Senin, 18 Oktober 2021

Puisi untuk Baginda

 Aku yang Berharap Syafa'atnya 

oleh

Kang Muthok

 

Aku tak pernah bertemu dengan nya

Namun aku selalu merindunya

Aku tak pernah melihat perilakunya

Namun aku tetap memujinya

Aku tahu keinginannya

Namun aku tak bisa mewujudkannya

Aku yang hanya bisa menyebut-nyebut  namanya

Namun aku berharap mendapat balasan cinta darinya

Aku tahu kesabarannya

Namun aku tak bisa meneladaninya

Aku tahu kisah hidupnya

Namun aku tak bisa meniru sifatnya

Aku tahu sejarah perjuangannya

Namun aku tak bisa meniru nilai luhurnya

Meskipun begitu adanya

Aku tetap berharap mendapat syafaatnya

Shollu alannabi Muhammad...

 Juwet, 12 Robiul Awal 1443 H

18 Oktober 2021 M